Beranda | Artikel
Ath-Thai Lillah
Jumat, 11 Desember 2020

Bersama Pemateri :
Ustadz Ali Musri Semjan Putra

Ath-Tha’i Lillah merupakan bagian dari kajian Islam ilmiah Faidah-Faidah Sejarah Islam yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Ali Musri Semjan Putra, M.A. Hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada Jum’at, 25 Rabiul Akhir 1442 H / 11 Desember 2020 M.

Download juga kajian sebelumnya: Biografi Imam Ibnu Hibban

Kajian Tentang Ath-Tha’i Lillah

Pembahasan kita sudah masuk pada masa-masa terakhir dan masa-masa kelemahan pemerintahan Abbasiyah. Yaitu Ath-Tha’i Lillah, anak dari Al-Muthi’ Lillah. Ath-Tha’i Lillah ini berkuasa pada tahun 363-381 Hijriyah, yaitu sekitar 18 tahun.

Kondisi politik Khilafah Abbasiyah di akhir-akhir ini sangat berbeda dengan kondisi dari awal-awalnya. Setelah Al-Mu’tashim Billah, setelah Al-Watsiq, lalu dimasa-masa Al-Muktafi Billah, dimasa itu mulailah yang berperan adalah perdana menteri atau sulthan atau mungkin di dalam istilah pemerintahan kontemporer ini disebut raja dan perdana menteri. Artinya ada yang berkuasa di bawah khalifah. Bahkan yang berperang menjalankan kekuasaan eksekutif secara langsung itu sangat berperang dalam mempengaruhi pemilihan khalifah.

Ada satu pelajaran di sini. Yaitu ketika kekuasaan angkatan perang itu dikuasai oleh mereka, maka mulai bergeser kebijakan-kebijakan, peranan mereka sangat dominan di dalam mengambil kebijakan politik. Dimasa Ath-Tha’i Lillah ini banyak sekali pembentukan-pembentukan kekuasaan baru di sekitar Khilafah Abbasiyah. Jadi khilafah saat itu ibaratnya hanya sebagai lambang saja.

Dari sini mulai kendorlah kekuasaan. Sehingga untuk menjaga wilayah Islam yang telah diraih begitu luas, itu mulai kembali dikuasai oleh sebagian bangsa Romawi.

Dimasa pemerintahan Ath-Tha’i Lillah ini tidak terjadi perkembangan yang signifikan dari sisi keamanan, pembangunan, fasilitas-fasilitas umum. Dan yang lebih dominan adalah kegoncangan-kegoncangan dari perebutan kekuasaan di antara pejabat-pejabat negaranya.

Satu pelajaran yang dapat kita ambil pelajaran. Kalau kita melihat sebab-sebab lemahnya kekuasaan Bani Abbasiyah, yaitu:

Pertama, dominannya orang-orang yang jauh dari agama menjadi pejabat. Terutama tadi dari kebangsaan-kebangsaan luar yang diangkat menjadi pejabat negara.

Kedua, tidak adanya suasana politik yang kondusif. Hal ini berefek kepada keamanan. Ketika keamanan tidak baik, tentu berdampak pada mundurnya sisi ekonomi dan pendidikan. Namun walaupun secara umum pada masa kekuasaan Bani Abbasiyah ini terjadi kegaduhan-kegaduhan politik, tapi dari segi perkembangan dakwah, muncul ulama-ulama yang berperan penting di dalam perkembangan Islam. Bahkan sebelum runtuhnya kekuasaan Bani Abbasiyah ini, Baghdad menjadi pusat pendidikan, budaya, perkembangan ekonomi dan seterusnya.

Bagaimana perjalanan kekuasaan Abu Bakar Abdul-Karim bin al-Muthi’ ini? Mari download dan simak mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Download MP3 Kajian

Untuk mp3 kajian  yang lain silahkan kunjungi mp3.radiorodja.com


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/49512-ath-thai-lillah/